Meyakinkan anak muda atau remaja tentang bahaya vape (rokok elektronik) memerlukan pendekatan yang empatik, relevan, dan harus ada bukti, karena mereka sering menganggap vape “aman” atau “trendy”. Berikut ini tips dari Dr. M Yusuf Adira Putra, M. KED (PARU), Sp.P dari Siloam Hospital.
1. Hindari Ceramah/Memarahi, Gunakan Dialog
• Libatkan mereka dalam diskusi dua arah: tanyakan pendapat mereka dulu.
• Contoh: “Kamu tahu nggak sebenarnya ada apa di dalam vape?”
2. Gunakan Bukti Nyata dan Visual
• Tunjukkan gambar paru-paru rusak akibat vape atau video kisah nyata remaja yang sakit karena vape.
• Fakta singkat: “Beberapa cairan vape mengandung formalin dan logam berat, yang bisa merusak paru bahkan dalam jangka pendek.”
3. Tekankan Dampaknya pada Penampilan dan Aktivitas Fisik
• Remaja peduli dengan penampilan dan kemampuan fisik.
Contoh:
• Vape bikin kulit kusam dan gigi menguning.
• Menurunkan stamina olahraga karena inflamasi paru.
4. Kaitkan dengan Kemandirian dan Manipulasi Industri
• Edukasi bahwa mereka sedang dimanipulasi industri untuk jadi “pelanggan seumur hidup”.
• Tunjukkan iklan-iklan vape yang memang menyasar anak muda.
• Pesan: “Kamu cukup pintar untuk nggak jadi target mereka.”
5. Gunakan Influencer atau Role Model Positif
• Arahkan mereka ke konten dari influencer anti-vape, atlet, atau dokter muda yang relatable.
6. Buat Alternatif Positif
• Ajak ikut kegiatan sehat dan keren seperti olahraga ekstrim, gaming kompetitif, atau komunitas yang pro-kesehatan.
• Ganti konsep “keren karena nge-vape” jadi “keren karena bebas asap”.
Tips khusus ada singkatannya yaitu 5R (ReRiReRoRe)
- Relevance (Jelaskan kerugian rokok utk kesehatan & finansial)
- Risk (Minta perokok tersebut jelaskan risiko jika merokok terus)
- Reward (Jelaskan keuntungan jika berhenti)
- Roadblock (potensi hambatan jika ingin berhenti)
- Repetition (diulang2 terus agar termotivasi)