Tamu Di Pernikahan Kaesang - Erina Dilarang Mengenakan Batik Parang Lereng. Kenapa?

  • Administrator
  • Selasa, 06 Desember 2022 12:27
  • Trending

Pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono tinggal hitungan hari. Ngunduh mantu yang akan diselenggarakan keluarga pengantin laki-laki rencananya akan diselenggarakan di Pura Mangkuneragaran, Surakarta, Jawa Tengah.

Terkait hal itu, panitia pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina meminta tamu undangan tidak memakai batik parang lereng. Juru bicara pernikahan Kaesang-Erina, Gibran Rakabuming Raka, mengatakan, resepsi atau tasyakuran dalam acara ngunduh mantu Kaesang dan Erina dilaksanakan di Pura Mangkunegaran. 

Para tamu yang masuk ke Pura Mangkunegaran dilarang memakai pakaian batik parang lereng. "Untuk masuk Pura Mangkunegaran tidak boleh ada (batik) parang lereng," kata Gibran di Solo, Jawa Tengah, pada Selasa (6/12/2022) dikutip dari kompas.com.

Kakak kandung Kaesang yang juga Wali Kota Solo ini menambahkan, tidak diperbolehkannya tamu memakai batik parang lereng merupakan aturan dari Pura Mangkunegaran Solo. "Aturan dari Kanjeng Gusti Mangkunegara X. Harusnya (tamu) sudah tahu semua," ungkap putra sulung Presiden Jokowi itu. 

Seperti diketahui, parang lereng adalah satu dari sekian jenis motif batik parang yang ada di Indonesia. Ciri khas dari batik ini adalah motifnya yang terlihat berulang. Motifnya mengikuti garis diagonal dan konon diciptakan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo. Disebut-sebut, Sang Susuhunan Agung yang terinspirasi ombak yang menggulung-gulung saat bermeditasi di Pantai Selatan Jawa. Maka terciptalah motif ini yang bentuknya memang mirip ombak yang menggulung.

Konon, parang menjadi salah satu motif batik tertua di Indonesia. Parang sendiri berasal dari kata 'pereng' yang berarti 'lereng'. Kata 'pereng' itu hadir dalam rupa garis menurun secara diagonal yang dihadirkan batik Parang.

Pereng ini memiliki arti lereng. Tapi ada juga yang menyebut motif batik parang berasal dari kata karang yang berada di pinggir tebing pantai atau perengan. Ibarat ombak laut, batik Parang berpesan pada manusia untuk tidak pernah berhenti menyerah. Batik ini menggambarkan jalinan yang tidak pernah putus dalam memperjuangkan sesuatu.

Di masa lalu, saat Mataram berkuasa motif batik ini hanya boleh digunakan oleh para raja dan keturunannya. Aturan itu juga berlaku hingga awal kemerdekaan. Tapi, seiring waktu, motif parang juga digunakan oleh masyarakat umum. Meski demikian, orang di lingkungan Keraton Surakarta, Yogyakarta, Mangkunegaran, dan Pakualaman masih dilarang mengenakan motif batik ini.

Kembali ke acara ngunduh mantu, Gibran mengungkapkan, undangan acara resepsi pernikahan Kaesang dan Erina dibagi menjadi lima sesi, dimulai dari pagi hingga malam hari. Ini dilakukan dengan tujuan untuk mengantisipasi penumpukan tamu dan kemacetan. 

 

kaesang pangarep erina gudono batik parang lereng pengantin jokowi

Komentar

1 Komentar

Hello World! https://apel.top/go/gu4winrshe5dgoju?hs=f67b930ff514b1f4adccca9f1b3be09d&

| 02 April 2023 - 03:26 | Website

gctt8d